KAPTEN No. 7: Johannes Leiwakabessy
Hello Everyone... Saya mau menuliskan ungkapan kebanggaan saya kepada 10 orang dosen yang saya kagumi. Pahlawan-pahlawan Kristus ini adalah orang-orang yang terus membantu saya naik ke atas, membantu junior kecil ini untuk naik setahap demi setahap untuk menjadi semakin dewasa dalam iman, pengetahuan, dan pengalaman di dalam Kristus. Terima kasih atas segala pengajaran dan tuntunan yang kalian berikan bagiku di dalam kehidupanku walau hanya singkat saja...
Dosen satu ini adalah salah satu dosen yang kukagumi. Cara berpikirnya tidak dapat ditebak, namun membangkitkan inspirasi. Cerdas, bijak, dan selalu mengajar dengan pola dan gaya pengajaran yang berbeda tiap bertemu (walaupun saya cukup yakin 99% pasti selalu ada tugas presentasi, hehe...). Saya suka dengan cara berpikir beliau yang kadang ekstrim dan kontroversial. Namun hal ini dapat membuat mahasiswa berpikir lebih mendalam lagi den memutar otak dan berbagi pikiran.
Orang-orang memanggilnya “Pak Yocke”. Namun entah kenapa saya gak srek dengan nama panggilan itu, lantaran itu (kalau tidak salah) merupakan panggilan masa kanak-kanak beliau, jadi gak cocok ah rasanya kalau panggilan spesial dan khusus jadi panggilan umum. Rasanya maknanya yang berharga jadi hilang. Setiap orang rata-rata punya panggilan masa kecil yang hanya dipakai dalam keluarga saja. Contohnya adalah saudara dalam iman dari pak Johannes, yaitu Bapak Gordon, memiliki panggilan kecil Odon yang hanya disebut di kalangan keluarganya saja. Sayapun punya panggilan macam itu. Jadi, kepingin sekali panggil bapak yang satu ini dengan panggilan “Pak Johan”, atau lebih kerennya, “Pak John”. Namun nama Yocke sudah sangat menjakarta (kalau tidak bisa disebut mendunia), dan semua orang memanggilnya begitu. Hal ini membuat saya sulit untuk memanggil beliau dengan panggilan yang berbeda (ada rasa takut nanti pak Johannes jadi merasa aneh dengan saya, hehe...). Nanti kalau dikasih izin, saya mau memanggilnya Sir John Lei saja, bule bule dikit campur Asia kan gak apa, keren.....
Gayanya santai, baju selalu dikeluarin, yaaaah, gak usah formal-formallah, to hidup cuma sekali. Kalau ngantor tiap hari mesti rapi melulu, baju dimasukkin terus, yang ada bikin sempit dan sesak nafas aja, hahaha... Saya pernah keluarin baju juga waktu di kampus, tapi malah ditegur Pak Handoko.. Haha, masih mahasiswa belum boleh bebas toh naaak! Yang menjadi ciri khas dosen cool satu ini adalah jenggot dan kumisnya. Jujur bapak jadi keren dengan aksesoris alamiah itu; sangar, garang, dan jadi berwibawa (sangar-sangar gitu hatinya lembut loh).
Sifatnya santai, dibawa asik terus, suka bercanda, dan menyenangkan. Kalau soal ketegasan, sistem tegas pak John terasa beda dari dosen lain (terutama para BPH). Sulit dijelaskan bagaimana perbedaan itu, tapi bisa dikatakan diantara 4 BPH, saya paling takjub, bangga, kagum, dan nge-fans sama Mister satu ini. Ada satu hal yang sangat ingin saya ceritakan kepada beliau, tapi mungkin waktunya belum tepat. Mungkin setelah saya sudah lulus dari APT kelak, dan ada kesempatan bertemu dengannya, saya akan menceritakannya.
Hal lain yang tidak akan saya lupakan dari beliau adalah kesaksiannya sewaktu menolak ke Israel untuk yang ketiga kalinya, dan menjadi pembimbing untuk yang kedua kalinya. Why? Just for the sake of us, eight APT students grade 2 yang masih hijau dan culun-culun. Wow!! How responsible!!! Luar biasa!!! Hari itu saya langsung pulang dengan perasaan senang dan bangga bisa mengenal dosen hebat satu ini... Tapi saya penasaran, bagaimana kalau tawaran ke Israel itu adalah yang pertama kalinya? Apakah Sir John akan tetap menolak?? Hanya Tuhan dan beliau yang tahu, namun saya pikir beliau akan tetap menolak. Saya sudah banyak melihat karakter yang indah dan menakjubkan dari sir John Lei, dan tidak pernah meragukan kesetiaannya kepada Tuhan, dan kepada siapapun yang layak ia setiakan.
Saya cukup kaget ketika beliau memberi saran kepada saya untuk lanjut S1 ke SATI Malang, dan S2 ke luar negeri. Saya rasa Tuhan ada membisikkan sesuatu kepadanya, karena lama sebelumnya saya pernah memiliki impian dan harapan persis seperti itu, yakni lanjut S1 ke Malang dan S2 ke luar negeri (saya sangat rindu dapat ke Amerika). Namun, karena beberapa faktor, saya hampir saja melupakan mimpi itu. Tapi seakan digerakkan Tuhan, Pak John menegaskan kembali mimpi yang hampir mati itu. Pak, saya yakin dan percaya saya bisa meraih semua itu!! Saya harus bisa studi ke luar negeri. Saya harus banyak belajar, dan lebih sungguh-sungguh lagi. Saya harus berhasil dan meraih mimpi saya. Termasuk mimpi membawa keempat orangtua saya ke Yerusalem bersama saya, memiliki rumah pribadi, dan menikah dengan wanita itu –kalau Tuhan menghendaki...
Maju terus pak John! Kiranya Tuhan memakai anda dengan cara-cara tak terduga yang dapat membuat seolah-olah tulang yang patah tersambung kembali, dan orang yang mau bunuh diri mengurungkan niatnya. Artinya, membawa kesegaran dan cipratan kebahagiaan yang luar biasa. Pasti ada tujuan Tuhan yang besar dan mulia dalam hidup anda, dan bukan untuk hal yang remeh anda diciptakan. Saya mengasihimu, menghormatimu, dan mengagumimu. Kiranya Tuhan memberkatimu berkelimpahan, juga memberkati Serafim dan bu Sri dengan berkat surgawi yang luar biasa. Terima kasih untuk segala-galanya!!! Sehat selalu, Jesus loves you... Ijinkan saya mengutip kata-kata andalan pak Hudus – KEEP ENTHUSIASTIC IN THE LORD!!!! Amen.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.