SEKOLAH PADANG GURUN
Ringkasan Khotbah: Pdt. Hudus Pardede, M.Th.
Padang Gurun adalah sebuah tempat yang tandus dan kering, jarang ada kehidupan disana, dan tidak dapat dijadikan tempat tinggal bagi manusia. Kata Ibrani dari gurun adalah “midbar”, dengan kata dasarnya “dabar” yang berarti berbicara. Ini bukanlah kebetulan, karena memang ternyata ada pesan khusus dari Tuhan yang cukup sering didapati para tokoh Alkitab di padang gurun.
Sekolah Padang Gurun juga adalah sekolah karakter. Tokoh seperti Musa, Yakub, Elia, Daud, Yohanes Pembabtis, dan bahkan Yesus sendiri pernah mengalami pembentukan unik dari Tuhan dan digodok habis-habisan di Sekolah Padang Gurun.
Di Sekolah Padang Gurun Tuhan membuat kurikulum untuk membangun kualitas karakter dalam hidup umat-Nya. Tuhan ingin kita melewati berbagai macam proses untuk menghasilkan yang terbaik. Apa saja sih kurikulum dalam Sekolah Padang Gurun?
1) Mata Pelajaran “Kegelapan”
Padang gurun adalah sebuah tempat asing, tanpa adanya rambu-rambu ataupun guide, dan malah dapat membuat kita tersesat. Musa yang berasal dari kehidupan mewah di istana Firaun harus menjadi “bukan siapa-siapa”, hanya seorang gembala dan tinggal di “Pondok Mertua Indah”.
Saya pernah mengalami kejadian mati lampu di rumah. Waktu itu istri saya sedang tidak ada di rumah, dan kedua anak saya yang masih kecil berada di dua ruang yang berbeda. Sewaktu lampu mati, mereka langsung menangis dan berteriak. Sayapun pergi meraba-raba mencari dimana lilin disimpan oleh istri saya, namun tidak ketemu! Saya baru akan melanjutkan mencarinya ketika suara kedua anak saya yang menangis begitu membuat hati si ayah ini cemas. Saya langsung mendatangi mereka satu persatu dan memeluk mereka. Kondisinya memang masih sama, yaitu gelap gulita, namun tangisan mereka sudah tidak ada lagi. Kenapa? Karena mereka merasa aman ada di dalam pelukan papa mereka. Demikian juga Tuhan ingin dalam kondisi ekstrim yang mengerikan bagi bangsa-Nya atau siapapun yang berada di padang gurun segera mencari Tuhan sebagai pertolongan mereka satu-satunya, sumber pengharapan yang abadi.
* Kompetensi yang didapat: Penyerahan total, kerendahan hati, dan pencarian akan kehendak Tuhan dengan kesungguhan hati.
2) Bidang Studi “Waktu”
Musa sempat diprsoses selama 20 tahun untuk mendewasakan dirinya agar siap dipakai Tuhan. Saya pernah memiliki teman yang ditugaskan untuk “menggembalakan” ayam peliharaan pimpinannya. Namun suatu kali ia ikut berlibur dengan kami dan meninggalkan ayam-ayam tersebut tanpa diberi makan selama dua hari. Alhasil, beberapa ayam tersebut telah berpulang ke rumah yang baka alias wafat alias Rest In Peace. Pimpinannya begitu marah dan membentaknya, “Kalau menggembalakan ayam saja kamu gak bisa, bagaimana kelak kamu mau menggembalakan manusia?!?” Belakangan teman saya mengatakan bahwa pelajaran menggembalakan itu memang sederhana, namun banyak pelajaran yang dapat diambil manfaatnya untuk penggembalaan jemaat gereja Tuhan. Bukan secara cepat kita dapat menjadi gembala manusia yang baik. Demi mencapai potensi maksimal sebagai gembala manusia, ada proses pembelajaran dengan menggembalakan ayam terlebih dahulu. Karenanya, karakter ilahi tak didapat secara otomatis dan instan.
* Kompetensi yang dihasilkan: Mengetahui “kairos” (waktu) nya Tuhan, mengasah kesabaran, mematikan ambisi dan obsesi pribadi serta mengejar tujuan ilahi.
3) Mata Kuliah “Kesepian”
Padang gurun tidak memiliki pemandangan yang menarik. Hidup terasa monoton dan terbatas serta membosankan. Tidak ada pula orang yang dapat diharapkan ketika kita butuh pertolongan. Disinilah Tuhan akan menguji kita juga dengan membiarkan kita merasakan rasa kesepian yang besar. Dapatkah kita tetap mengandalkan Tuhan saja?
Kompetensi yang didapat: Kebergantungan penuh kepada Tuhan, memiliki kebutuhan besar akan hadirat Tuhan, serta kepekaan rohani.
4) Bidang Studi “Ketidaknyamanan”
Setiap orang pastilah maunya memiliki hidup yang nyaman. Tetapi kondisi Padang Gurun justru bertolak belakang sekali, jauh dari kenyamanan hidup. Kering, panas, dan mungkin ada binatang yang berbahaya disana. Akan tetapi ketidaknyamanan yang menjadi ujian ini justru akan memunculkan reaksi yang murni. Sifat asli manusia justru akan muncul disaat ada situasi yang tidak nyaman mereka alami.
Kompetensi yang dihasilkan: Hati yang keras dihancurkan, hati yang lembut ditumbuhkan, dan belajar untuk berpadan dengan apa yang ada.
KESIMPULAN
* Padang Gurun bukanlah Tanah Perjanjian, melainkan tempat transit. Jadi jangan berhenti dan menyerah disitu.
* Masa tinggal di Padang Gurun tergantung kemampuan kita menangkap pelajarannya dan lulus dari ujiannya.
* Ingat juga bahwa ternyata Padang Gurun adalah tempat dimana mukjizat justru banyak terjadi.
* Masa singkat di Padang Gurun akan menentukan jangka panjang di perjalanan hidup, jadi bersabar dan bertekunlah di dalam Sekolah Padang Gurun!! Percaya saja bahwa Tuhan selalu menyertai kita dalam setiap keganasan kondisi Padang Gurun kehidupan kita. MAY GOD BLESS US ALL!!!
AT-APT. Tuesday, March 29th 2011
Hudus Pardede
Bertahanlah dalam Desert school sampai lulus dan di wisuda oleh Tuhan!
BalasHapus