Jumat, 15 Oktober 2010

NAGA YANG TUMBANG ~ The Fallen Dragon


SECOND REFLECTION FROM THE BOOK OF EPHESIANS:

"The Fallen Dragon"

Ephesian 2:1-5

"And you hath he quickened, who were dead in trespasses and sins... But God, who is rich in mercy, for his great love wherewith he loved us, Even when we were dead in sins, hath quickened us together with Christ, (by grace ye are saved;)"



Have you ever thought to become a dragon? In the third book of The Chronicles of Narnia: The Voyage of the Dawn Treader, a boy named Eustace Clarence Scrubb who fell asleep in a dragon cave with a greedy thoughts eventually turned into a dragon. It is indeed a good thing to become a dragon. However, what if there is a bracelet that is way too small to go into the arms of a dragon stuck in his arm? Eustace suffered greatly because of it. But Aslan, the Supreme ruler Lion of Narnia is still giving "love gift" on Eustace and restore Eustace back into his human form. This happens because Eustace take steps to turn into a better person and like to help others in the form of dragon. Eustace repent, and Aslan gave forgiveness.

We also have a similar story. We previously have died because of our sins (verse 1), but a loving God has shown us His great mercy to us that would take the decision to repent. By His grace we can obtain salvation (v. 4-5). If Eustace did not change his attitude to care about other people, he will be forever trapped in the dragon's body with incredible pain in his hands, did not obtain the grace of Aslan, and be different from the human compatriots. Same thing with us, if we do not repent and abandon our old life that filled with sins, we will never receive the grace of God and will be trapped in eternal punishment. Believe in Christ, give your life to Him, and try to have a life that is pleasing in His sight. God bless! (DH)


Created date: December 15, 2010

....................................................................................

RENUNGAN KEDUA DARI KITAB EFESUS:

”NAGA YANG TERJATUH”

EFESUS 2:1-5

”Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu... Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan.”


Pernahkah anda berpikir untuk menjadi seekor naga? Di bukunya yang ketiga dalam serial novel fantasi untuk anak-anak The Chronicles of Narnia: The Voyage of The Dawn Treader, Clive Staples Lewis mengisahkan mengenai seorang anak lelaki bernama Eustace Clarence Scrubb yang tertidur di dalam sebuah gua naga dengan pikiran serakus dan sejahat naga akhirnya berubah menjadi naga. Hal itu memang merupakan sebuah keuntungan. Namun, bagaimana jika ada sebuah gelang yang terlalu kecil untuk masuk ke lengan sebuah naga menempel di lengannya? Eustace sangat menderita karena hal itu. Namun Aslan, sang Singa Agung penguasa Narnia masih memberikan “kasih karunianya” pada Eustace dan mengembalikan wujud manusia Eustace. Hal ini terjadi karena Eustace mau mengambil langkah untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan suka menolong dalam wujud naganya. Eustace bertobat, dan Aslan memberikan pengampunan.

Kitapun memiliki kisah yang serupa. Kita dahulu sudah mati karena pelanggaran dan dosa kita (ayat 1), namun Allah yang penuh kasih telah menunjukkan kebaikan-Nya yang luar biasa bagi kita yang mau mengambil keputusan untuk bertobat. Oleh kasih karunia-Nya kita dapat memperoleh keselamatan (ayat 4-5). Jika Eustace tidak mengubah sikapnya menjadi peduli pada orang lain, ia akan selamanya terperangkap dalam tubuh naga dengan kesakitan luar biasa pada tangannya, tidak memperoleh kasih karunia Aslan, dan menjadi berbeda dengan manusia sebangsanya. Sama saja dengan kita, jika kita tidak bertobat dan meninggalkan kehidupan lama kita yang penuh dengan dosa, kita tidak akan pernah mendapat kasih karunia Allah Bapa dan akan terperangkap dalam hukuman kekal. Percayalah kepada Kristus, serahkanlah hidupmu pada-Nya, dan berusahalah memiliki kehidupan yang berkenan di mata-Nya. Tuhan memberkati! (DH)

Pernah aku berjalan lewat sebuah jalan besar yang gelap... Banyak tempat yang luar biasa menarik disana... Semuanya menawarkan kenikmatan hidup dan kebahagiaan... Ku ikuti jalan itu sampai suatu saat kurasakan titik jenuh... Aku merasa hampa di tengah kenikmatan ini... Sampai kulihat ada Sosok bersinar yang memanggilku dari sebuah gang kecil yang sukar dilewati... Namun entah bagaimana ada suatu keyakinan kuat bahwa ada kedamaian yang besar akan kuperoleh pada sosok itu... Gang ini sukar dilewati, namun jiwaku haus untuk menyapa Orang itu dan memeluk-Nya... Sampai akhirnya akupun berhasil datang pada-Nya... Dia merangkulku dan sukacita yang melebihi kenikmatan di jalan besar yang gelap itu melingkupi diriku... Diapun tersenyum dan berkata, ”Selamat datang anak-Ku, Aku menunggumu sekian lama, dan betapa gembiranya Aku ketika keputusan untuk datang pada-Ku engkau ambil. Marilah, ada perjamuan kasih yang besar untukmu di rumah-Ku. Kita akan berpesta dengan saudara-saudaramu yang lain...” Barulah kusadari, bahwa orang itu ternyata Yesus Kristus...

Dibuat tanggal: 15 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.