Jumat, 07 Oktober 2011

REFLECTION FROM MAJOR PROPHETS PART 1: LAMENTATION


Major Prophet’s Reflection - 1

LAMENTATION

Seekor Jerapah dan Nabi Yang Kuat

Ratapan 1:4-5

Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, karena pengunjung-pengunjung perayaan tiada; sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya, berkeluh kesahlah imam-imamnya; bersedih pedih dara-daranya; dan dia sendiri pilu hatinya.

Lawan-lawan menguasainya, seteru-seterunya berbahagia. Sungguh, TUHAN membuatnya merana, karena banyak pelanggarannya; kanak-kanaknya berjalan di depan lawan sebagai tawanan.

Kitab Ratapan adalah sebuah kitab dengan isi yang memilukan. Kitab ini diisi dengan ratapan bagi Yerusalem dari seorang nabi bernama Yeremia yang di juluki nabi yang meratap. Namun kali ini kita tidak akan melihat kepada kota Yerusalem, dan apa yang terjadi dengan kota tersebut, melainkan kita mau fokus kepada sang nabi itu sendiri, Yeremia.

Tahukah anda bahwa seekor bayi jerapah yang baru lahir akan terus menerus ditendang ibunya? Untuk apa? Agar jerapah itu bisa dengan segera belajar untuk berdiri, berjalan, dan berlari! Sang induk akan selalu menendang bayi yang baru lahir ketika bayi itu sedang berusaha untuk berdiri. Mungkin hal ini menyakitkan bagi si bayi, namun semua dilakukan demi kebaikan bayi jerapah itu sendiri. Jerapah yang sudah bisa berdiri dan bahkan berlari, akan aman dan dapat melindungi diri jika ada predator yang menyerang. Dan dengan usaha yang keras walau mengalami sakit berkali-kali, bayi yang tidak berhenti untuk mencoba itu akan berhasil berdiri dengan kuat, dan bahkan berlari!

Yeremia adalah nabi yang mengalami hal sulit seperti itu berkali-kali. Ia dengan semangat memperingatkan bangsa Yehuda supaya berbalik kepada Tuhan dan bertobat. Namun usahanya selama bertahun-tahun tidaklah membuahkan hasil. Tidak ada tanda-tanda pertobatan dari rakyat itu, sehingga akhirnya Tuhan menghukum mereka dengan membuang mereka ke Babel. Yeremia berkali-kali mengalami penolakan dan bahkan mungkin dihina serta diolok-olok oleh bangsa Israel, namun perjuangan nabi ini sangatlah gigih demi keselamatan bangsanya.

Sama seperti seekor bayi jerapah, Yeremia mengalami penendangan berkali-kali, namun ia tidak pernah menyerah dalam berusaha memperingatkan bangsa itu untuk bertobat. Memang pada akhirnya usaha Yeremia nampak sia-sia, namun Tuhan pasti sangatlah menghargai usaha sang nabi, dan ia pasti sudah disediakan berkat istimewa tersendiri oleh Allah. Pada akhirnya, bangsa Yehuda menyesali kejahatan mereka ketika mereka dijajah oleh Babel. Mereka pun bertobat, kembali ke negeri mereka, dan membangun kembali Bait Allah yang sudah musnah. Bagaimanapun, usaha sang nabi tidak akan pernah sia-sia.

Sudahkah anda berusaha terus-menerus walaupun banyak hal yang menyusahkan dan membuat anda lemah di dunia ini? Belajarlah dari kegigihan seekor jerapah, dan ketangguhan seorang Yeremia, dan jadilah para pemenang di dalam Kristus!!

=================================================================================

Strong Giraffe, Strong Prophet




Lamentation 1:4-5, “The ways of Zion do mourn, because none come to the solemn feasts: all her gates are desolate: her priests sigh, her virgins are afflicted, and she is in bitterness.

Her adversaries are the chief, her enemies prosper; for the LORD hath afflicted her for the multitude of her transgressions: her children are gone into captivity before the enemy.”

The Book of Lamentations is a book with a heartbreaking content. The book is filled with lamentation for Jerusalem from a prophet named Jeremiah. But this time we will not see the city of Jerusalem, and what happened to that town, but we want to focus on the prophet, Jeremiah.

Did you know that a new born baby giraffe will constantly kicked by his mother? For what? In order for the giraffe can soon learn to stand, walk, and run! The parent will always kick the newborn when the baby was trying to stand. Perhaps this is painful for the baby, but it is all done for the good of the baby giraffe itself. A Giraffe who can stand and even run, would be safe and able to protect themselves if there are predators attacking them. And with the hard effort despite experiencing pain many times, the baby who do not stop to try will make it and stand strong, and even running!

Jeremiah was the prophet who experience such difficult times. He warned the nation of Judah with the spirit to turn to God and repent. But his efforts over the years not produced results. There was no sign of repentance of the people, so that finally God punished them by the exile to Babylon. Jeremiah experienced repeated rejection and may even be insulted and ridiculed by the people of Israel, but the prophet is very persistent, strong, and keep trying for the salvation of his people.
Just like a baby giraffe, Jeremiah had been kicked many times, but he never gave up in trying to warn people to repent. Indeed, in the end Jeremiah effort seems in vain, but God is surely appreciate the efforts of the prophet, and he would have provided its own special blessing for Jeremiah. In the end, the nation of Judah regret their crimes when they were colonized by the Babylonians. They repented, returning to their country, and rebuild the ruined temple of God. However, the effort of the prophet will never be in vain.

Have you tried constantly even though you have to face a lot of things that is frustrating and makes you weak in this world? Learn from the persistence of a giraffe, and the toughness of a Jeremiah, and be the victors in Christ!

ANGELOLOGI & DEMONOLOGI Part#5


BAB II

DEMONOLOGI

A. Pengertian dari Demonologi

Demonologi berasal dari kata Yunani kuno ‘δαίμων’ (daimōn) dan logoς (logos) yang berarti ‘perkataan atau kata-kata’. Daimon artinya ‘roh’ atau ‘kekuatan yang hebat’ atau ‘roh supranatural – yang bersifat jahat’. Pengertian dari kata ini sesungguhnya cukup banyak, tapi umumnya kata ini diartikan sebagai ‘roh yang meninggali suatu tempat’ atau ‘roh jahat – iblis’.[1] Jadi, Demonologi adalah ‘pembicaraan mengenai roh-roh jahat/iblis’.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, iblis memiliki pengertian ‘makhluk halus yang selalu berupaya menyesatkan manusia dari petunjuk Tuhan’.[2] Jadi, iblis atau setan adalah pribadi jahat yang ada dalam suatu bentuk roh yang selalu berupaya untuk membuat manusia berjalan pada jalan yang salah, fasik, dan jahat di mata Tuhan. Kita akan mencoba mengenali si jahat ini lebih jauh lagi agar kita bisa senantiasa waspada pada siasat jahatnya yang akan selalu membuat kita jauh dari Tuhan.

Demonologi penting bagi kita untuk mengenalinya, sebab kita dapat lebih berhati-hati lagi menghadapi si musuh jika kita tahu mengenai pribadi, kebiasaan, dan pekerjaannya. Namun karena fokus makalah ini lebih ke Angelologi, maka kita tidak akan membahas Demonologi terlalu dalam. Untuk itu, mari kita masuk ke pembahasan selanjutnya, yaitu mengenai kejatuhan para malaikat surgawi. Merekalah bentuk asli iblis ketika mereka diciptakan. Ya, iblis dahulu memang adalah malaikat Tuhan. Bagaimana mereka dapat menjadi jahat?

B. Kejatuhan Para Malaikat

Apa maksud dari judul diatas? Mengapa malaikat yang kita ketahui dari pembahasan bab sebelumnya adalah ciptaan Tuhan yang baik dan bertugas melayani Tuhan yang kudus dan manusia bisa terjatuh? Apa yang mereka lakukan sampai pembelotan ini bisa terjadi? Mengapa bisa para malaikat mengkhianati Penciptanya sendiri?

I. Apa Penyebab Kejatuhan Mereka?

Pada mulanya semua malaikat itu diciptakan baik adanya. Iblispun tadinya adalah

malaikat malaikat yang elok ciptaan-Nya Allah. Namun apakah penyebab sesungguhnya kemurtadan mereka? Kita dapat melihatnya dalam Yesaya 14:4-21 dan Yehezkiel 28:12-19. Di kedua kitab tersebut gambaran mengenai sang malaikat yang terjatuh atau iblis tersembunyi dalam sosok raja Babel dan raja Tirus. Memang saat itu Yesaya dan Yehezkiel mendapatkan nubuat dari Tuhan mengenai kedua raja tersebut, tetapi di dalamnya ada pengertian lain yang terselubung, yaitu mengenai iblis atau setan yang terjatuh.

Kita mengingat cukup banyak ayat atau nubuat yang menghubung-hubungkan Daud dengan Kristus dan juga penggenapannya. Sekarang, mari kita samakan perihal Daud-Kristus dengan raja Babel dan raja Tirus-iblis. Berikut pendapat Charles Ryrie (Ryrie hanya membahas mengenai Yehezkiel dan raja Tirus, Yesaya-raja Babel ditambahkan oleh penulis): raja Tirus dan Babel yang ada dalam sejarah adalah alat setan, kemungkinan mereka didiami oleh setan. Dan dalam menggambarkan mereka, Yehezkiel dan Yesaya juga memberikan kepada kita pandangan sepintas kilas tentang makhluk yang melebihi manusia biasa, yaitu setan yang sedang menggunakan – jika tidak sedang mendiami – raja Tirus dan Babel.[3]

Dengan mengambil pemahaman ini, maka kita dapat menemukan beberapa hal seputar si iblis ini di dalam Yehezkiel 28, yaitu:

1. Iblis memiliki kesempurnaan yang tak ada bandingannya (ayat 12).

2. Iblis memiliki tempat tinggal yang maha indah tidak ada bandingannya (ayat 13).

3. Iblis tadinya adalah kerubim yang berjaga di gunung kudus-Nya Allah (ayat 14).[4]

4. Iblis memiliki kesempurnaan yang tidak ada bandingannya (ayat 15).[5]

Sedangkan di dalam Yesaya 14:13-14 dituliskan mengenai perkataan si iblis sendiri, yaitu, Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!” Ini adalah keinginan hati si iblis sendiri, dan dari hal ini jelas bahwa ia menghendaki apa yang hanya patut bagi Allah saja. Ia ingin menjadi seperti Allah yang Mahakuasa.[6] Pendapat Wesley Brill ini tampaknya benar dan nyata.

Di dalam Yesaya ini iblis mendapat nama panggilan yang berbeda, yaitu ‘Bintang Timur, putera Fajar’ yang dalam bahasa Ibraninya adalah ‘heylel ben shachar’ yang artinya ‘Bintang Pagi, anak dari Fajar’. Dari sinilah muncul nama Lucifer yang sangat dikenal sebagai nama dari si iblis itu sendiri. Bagaimana bisa? Dalam bahasa Latin, nama Lucifer berarti ‘pembawa cahaya’ (dari kata lucem ferre). Itu adalah nama yang diberikan kepada

penampakan planet Venus yang amat terang seperti cahaya siang hari pada waktu fajar menyingsing. Akhirnya, penampakan ini di dalam bahasa Inggris dinamakan ‘Bintang Pagi’ atau ‘Bintang Siang Hari’, dan secara jarang disebut juga sebagai ‘Lucifer’.[7]

Karena itulah nama yang diberikan untuk penampakan planet Venus ini akhirnya dipakai untuk menamakan si malaikat yang telah terjatuh ini. Ingatlah bahwa nama Lucifer itu bukan murni berasal dari Alkitab, melainkan hanyalah sebuah julukan bagi si iblis yang kebetulan pendeskripsiannya mirip dengan penampakan planet Venus, yaitu si Bintang Pagi. Sebagai tambahan, mungkin terjemahan LAI ‘Bintang Timur’ diambil dari pengertian bahwa pada pagi hari (fajar) matahari terbit di sebelah timur. Namun nama yang benar yang terambil dari bahasa aslinya adalah ‘Bintang Pagi (Morning Star)’. Dan juga rumor atau ide mengenai Lucifer yang dulunya bertugas memuji Allah dengan tubuhnya yang terdiri dari alat-alat musik nampaknya muncul dari Yesaya 14:11.

Jadi, dari kitab Yesaya dan Yehezkiel kita dapat sampai kepada kesimpulan bahwa penyebab kejatuhan iblis adalah keinginannya yang berlebihan untuk menyamai Tuhan Allah, tingkah lakunya yang curang dan penuh kekerasan sehingga mengakibatkannya berdosa, dan juga karena kesombongan dan keangkuhannya yang muncul akibat rupanya yang tampan dan kemasyhuran dirinya. Akhirnya, kerubim yang diciptakan Allah secara luar biasa ini harus diturunkan, dilempar, dan dibanting dari kerajaan surga karena pengkhianatannya kepada Tuhan (Yesaya 14:11, 15 dan Yehezkiel 28:17).

II. Kapan Kejatuhan Mereka Terjadi?

Kapan tepatnya pembelotan dari para malaikat jahat ini terjadi? William Evans menjelaskan bahwa beberapa penafsir menyatakan kejatuhan mereka terjadi sebelum penciptaan dalam Kejadian 1:2 terjadi, yaitu diantara ayat 1 dan 2; kejatuhan para malaikat inilah yang membuat ciptaan yang pertama, yaitu yang asli, dalam ayat 1 menjadi ‘kosong dan tak berbentuk’. Pandangan ini dapat diterima ataupun ditolak, namun yang jelas mengenai kapan tindakan buruk dan heboh si malaikat yang murtad itu terjadi tetap menjadi misteri.[8]

Mengapa dikatakan masih misteri? Karena tidak ada data di dalam Alkitab yang dengan jelas menyatakan kapan pastinya kejadian itu terjadi. Tetapi sekali lagi, pandangan mengenai kejatuhan malaikat ada di antara ayat 1 dan 2 Kejadian pasal 1 bisa diterima ataupun ditolak, mengingat itu merupakan pandangan dari para menganut teori Gap Creationism yang sebagian besar orang tidak bisa menerimanya.[9]

C. Pekerjaan Iblis dan Pasukannya

I. Pekerjaan Iblis

Sebelum kita melihat apa saja pekerjaan dari si jahat ini, mari kita mengenal dulu nama-nama julukan yang diberikan kepada makhluk jahat ini menurut Pondsius Takaliuang (no. 13 dan 14 adalah tambahan dari penulis):

1. Si ular tua (Wahyu 12:9). 8. Singa (1 Petrus 5:8).

2. Bintang Timur, putera Fajar (Yes 14:12). 9. Pendakwa (Wahyu 12:10).

3. Beelzebul (Matius 12:24). 10. Si Jahat (Matius 13:19).

4. Penguasa Dunia (Yohanes 12:31). 11. Bapa segala dusta (Yohanes 8:44).

5. Ilah Zaman (2 Korintus 4:4). 12. Penguasa Angkasa (Efesus 2:2).[10]

6. Belial (2 Korintus 6: 15). 13. Si Pencoba (Matius 4:3).

7. Si penggoda (1 Tesalonika 3:5). 14. Abadon atau Apolion (Wahyu 9:11).

Berikut beberapa hal yang dilakukan oleh iblis baik kepada manusia di bumi maupun hal-hal yang mereka lakukan yang berhubungan dengan Tuhan pasca pemberontakannya terhadap Tuhan di kerajaan surga:

1. Memperdayakan manusia dengan memutar-balikkan firman Allah (2 Korintus 11:3, dan Kejadian 3:1-5).

2. Mendatangkan malapetaka kepada manusia – dengan seizin Allah (Ayub 1:12-19).

3. Mendatangkan penyakit (Ayub 2:6-7 dan Lukas 13:16).

4. Menjadi roh dusta (1 Raja-raja 22:21-22).

5. Mencobai orang-orang beriman (Matius 4:3-11 dan 1 Korintus 7:5).

6. Merampas firman Allah yang sudah masuk dalam hati manusia (Matius 13:19).

7. Memakai seseorang melakukan hal yang salah (Matius 16:23 dan Yohanes 13:27).

8. Menyamar sebagai malaikat terang (2 Korintus 11:14).

9. Menjadi pendakwa manusia (Wahyu 12:9-10).

10. Dan sesuai yang kita ketahui dalam kitab Wahyu, iblis akan membawa penyesatan besar-besaran ke bumi bersama dengan antek-anteknya sewaktu bumi mendekati kesudahan umurnya.

II. Pekerjaan Roh-Roh Jahat

Sekarang kita akan membahas mengenai roh-roh jahat. Mengapa bisa roh-roh jahat yang tadinya juga adalah malaikat ini bisa ikut terjatuh dan apakah bedanya iblis dan roh-roh jahat ini? Seperti yang dikatakan oleh Millard J. Erickson, memang “Alkitab hampir tidak pernah membicarakan bagaimana malaikat yang jahat sampai memperoleh sifat moral mereka saat ini, dan bahkan hampir tidak ada masukan tentang asal-usul mereka.”[11] Namun dari apa yang kita dapatkan mengenai iblis, kita dapat mengambil kesimpulan kasar.

Jika iblis adalah ‘mantan’ malaikat yang akhirnya telah terjatuh, berarti roh-roh jahat adalah antek-anteknya atau bawahan si iblis yang tadinya juga adalah para malaikat dan akhirnya mengikuti si Bintang Pagi dalam kemurtadannya. Kita ketahui dalam Lukas 11:15 bahwa iblis adalah penghulu atau pemimpin para setan, yang artinya dia juga adalah pemimpin mereka sewaktu mereka masih mendiami surga.

Para malaikat murtad ini muncul di beberapa bagian Alkitab, seperti di Matius 25:41, 1 Timotius 4:1, Efesus 6:12, Markus 1:34, Markus 5:9, Imamat 17:7, Wahyu 18:2. Di dalam ayat-ayat tersebut, mereka memiliki beberapa panggilan seperti: roh-roh penyesat, setan-setan, Legion, jin-jin, dan roh-roh najis.

Sekarang setelah kita mengetahui perbedaan iblis dengan roh-roh jahat serta beberapa informasi tentang keberadaan mereka, mari sekarang kita melihat apa saja yang pernah mereka lakukan dan kerjakan di bumi ini. Hasil ini didapatkan oleh Pondsius Takaliuang:

1. Mengganggu (1 Samuel 16:14-16).

2. Merasuk manusia (1 Samuel 18:10 dan Markus 1:23).

3. Mendatangkan sakit ayan dan menyiksa (Matius 17:15-18).

4. Masuk ke dalam hewan-hewan (Markus 5:13).

5. Menyeret-nyeret manusia (Lukas 8:27 dan 29).

6. Membanting (Lukas 9:39).

7. Membisukan manusia (Lukas 11:14).

8. Menyesatkan melalui ajaran-ajarannya (1 Timotius 4:1-2).

9. Mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib (Wahyu 16:14).

10. Mendatangkan pikiran-pikiran jahat (Yakobus 3:14-16).

11. Mendatangkan kekuatan yang luar biasa (Markus 5:2-5).[12]

Nampaknya semua hal tersebut diatas sampai saat inipun masih mereka perbuat untuk mengacaukan umat manusia yang secara nalurinya selalu ingin melakukan hal-hal yang baik dan benar. Mereka amatlah berbahaya dan tidak dapat dianggap remeh. Mereka adalah pasukan-pasukannya si iblis, yang tidak akan pernah menyerah dan puas untuk menjauhkan kita dari Tuhan. Karena itu, berhati-hatilah selalu!

D. Nasib Iblis dan Para Pasukannya di Masa Depan

Baik iblis maupun para roh jahat akan dihakimi kelak. Dan menurut 1 Korintus 6:3, kita akan menjadi salah satu yang akan menghakimi mereka. Evans pernah menuliskan bahwa Yudas 6, 2 Petrus 2:4, dan Matius 25:41 menunjukkan tidak ada lagi harapan untuk penebusan mereka. Ajal terakhir mereka akan ada di dalam api yang kekal.[13]

Poin ke 4 dan 5 dari penjabaran ‘nasib si iblis’ di dalam buku Dasar Yang Teguh karya Wesley Brill mengemukakan 2 tahap penghukuman iblis. Yang pertama, pada waktu Tuhan Yesus kembali untuk mendirikan kerajaan-Nya 1000 tahun lamanya maka iblis akan dilemparkan ke dalam jurang maut (Wahyu 20:1-3). Kemudian setelah kerajaan Tuhan 1000 tahun itu iblis akan dilepaskan untuk seketika saja, dan dalam waktu itu ia akan menyesatkan lagi bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi (Wahyu 20:7-9).

Yang kedua, setelah itu iblis dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang (Wahyu 20:10). Iblis tidak akan bertobat dan tidak akan diselamatkan. Iblis tetap selamanya melawan Allah, oleh sebab itu akhirnya ia dimasukkan ke dalam lautan api dan belerang untuk selama-lamanya.[14]

Yang diatas itu adalah pandangan-pandangan yang berdasarkan teori premilenialisme, yaitu teori yang meyakini kelak Kristus akan datang ke bumi untuk memerintah 1000 tahun lamanya. Kami termasuk orang yang memegang teori ini, karena ajaran premilenialisme paling sesuai dengan kitab Wahyu dibanding postmilenialisme dan amilenialisme. Jadi, kesimpulan dari Wesley sangatlah masuk akal.

Jadi, hasil dari semua pembahasan diatas, iblis dan antek-anteknya akan menerima hukuman pasti mereka di dalam lautan yang kekal dan abadi. Tapi kita harus tetap siaga dan berjaga-jaga dengan selalu mendekat kepada Tuhan. Karena sampai hari itu tiba iblis akan tetap berusaha keras membawa pemecahan diantara umat Tuhan, dan semaksimal mungkin berusaha menjatuhkan manusia dalam dosa dan menjauhkan mereka dari Tuhan, agar mereka bisa membuat sebanyak mungkin orang-orang kehilangan keselamatan.



[1] http://en.wikipedia.org/wiki/Demon

[2] Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka, 1999)

[3] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1992) 189.

[4] Dalam terjemahan aslinya, raja Tirus (iblis) itu adalah kerubim sendiri. Namun dalam Alkitab terjemahan LAI, kita tidak dapat menemukan hal ini, karena diterjemahkan sebagai berikut, “Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga,...” Terjemahan ini kurang tepat, karena kata sesungguhnya adalah “Engkau adalah kerub yang berjaga...”.

[5] Ibid, 189-190.

[6] J. Wesley Brill, Dasar Yang Teguh (Bandung: Yayasan Kalam Hidup) 284.

[8] William Evans, The Great Doctrines ofThe Bible (Chicago: Moody Press, 1974) 217.

[9] Gap Creationism adalah pandangan penciptaan waktu selang yang merupakan suatu bentuk keyakinan bahwa langit, bumi, dan seluruh isinya diciptakan dalam waktu enam hari secara harafiah 24 jam perhari, namun ada selang waktu antara penciptaan pada Kejadian pasal 1 ayat 1 dan ayat 2. Selang waktu inilah yang dikatakan menjadi jawaban bagi para ilmuwan yang memperkirakan umur bumi sudag berusia 4,54 milyar tahun. (Erich Unarto, Diktat Pentateukh-Bagian A [Jakarta, November 2009] 32).

[10] Pondsius Takaliuang, Antara Kuasa Gelap dan Kuasa Terang (Malang: Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil, 1983) 28-29.

[11] Millard J. Erickson, Teologi Kristen Volume 1 (Malang: Gandum Mas, 1999) 581.

[12] Pondsius Takaliuang, Antara Kuasa Gelap dan Kuasa Terang (Malang: Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil, 1983) 31-32.

[13] William Evans, The Great Doctrines ofThe Bible (Chicago: Moody Press, 1974) 219.

[14] J. Wesley Brill, Dasar Yang Teguh (Bandung: Yayasan Kalam Hidup) 286.