Sabtu, 27 November 2010

REFLECTION FROM MINOR PROPHETS PART 3 : AMOS

PART 3. AMOS

THE PATH TOWARD LIFE


Amos 5:4-6, ” Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup! Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap." Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup, supaya jangan Ia memasuki keturunan Yusuf bagaikan api, yang memakannya habis dengan tidak ada yang memadamkan bagi Betel.”



Amos adalah seorang peternak domba dan pemungut buah ara di hutan yang Tuhan panggil untuk menjadi seorang nabi. Nabi yang berasal dari Tekoa di tanah Yehuda ini Tuhan tugaskan untuk memperingati Israel akan kebejatan dan kejahatannya. Banyak nubuatan dan peringatan yang Amos sampaikan langsung dari mulut Tuhan, salah satunya yaitu yang ada di dalam pasal lima ayat empat sampai enam yang isinya berbunyi mengenai peringatan Tuhan akan penyembahan berhala di Betel dan Gilgal.


”Carilah Aku, maka kamu akan hidup! Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap.” Betel dan Gilgal adalah termasuk kota pusat penyembahan berhala sinkretistik negeri Israel, karena itulah Tuhan dengan tegas melarang orang Israel untuk mencari pertolongan dari berhala-berhala dan dewa-dewa mereka. Karena apa? Karena semua berhala yang ada di Gilgal maupun Betel pada akhirnya akan lenyap, dan dewa-dewa mereka tidak akan mampu menolong mereka dari murka Allah. Namun sebaliknya, yang mencari Tuhan akan tetap hidup. Mengapa? Karena Ialah sumber kehidupan utama di bumi ini, dan Dialah jalan yang menuju hidup.



Terkadang di dalam kehidupan ini ketika kita mengalami kesulitan besar kita tidak mencari Tuhan sebagai Penolong sejati terlebih dahulu, melainkan mengandalkan kekuatan kita dan orang lain. Sebagai contoh, ketika kita mengalami sakit penyakit, apakah yang terlintas paling pertama di benak kita? Obat atau pertolongan Tuhan Yesus? Memang sama sekali tidak salah memakai obat, tapi utamakanlah berdoa kepada Tuhan terlebih dahulu, barulah setelah itu kita mengkonsumsi obat ataupun pergi ke dokter. Itupun harus tetap disertai doa.
Akan jauh lebih parah jika kita malah mengandalkan kekuatan setan untuk mengatasi masalah kita. Tidak ada jodoh? Kita pergi ke tukang ramal. Ingin kaya? Pergi ke dukun, dan dengan rajinnya membaca horoscope. Semua itu bukanlah kebenaran dan hanya sampah. Pada akhirnya semua itu akan lenyap, tetapi Tuhan dan firman-Nya akan selalu ada, karena hanya Tuhanlah andalan kita satu-satunya dan jalan yang menuju kepada kehidupan yang sejati, kekal, dan penuh kebahagiaan. Jesus loves you!


I will walk to the life, through You O Lord, the true path
Stay away from You and rely on other things beside You, will lead me to the death.
So I will follow You as my true ’Path’ toward life.
And I will be leads to the eternal life by Your grace


Created date: Saturday, November 27th 2010

...........................................................................

PART 3. AMOS

THE PATH TOWARD LIFE


Amos 5:4-6, "The LORD says to the people of Israel, "Come to me, and you will live. Do not go to Beersheba to worship. Do not try to find me at Bethel--Bethel will come to nothing. Do not go to Gilgal--her people are doomed to exile." Go to the LORD, and you will live. If you do not go, he will sweep down like fire on the people of Israel. The fire will burn up the people of Bethel, and no one will be able to put it out."


Amos was a sheep shepherd and collector of figs in the forest that fulfill God's calling to become a prophet. He is a prophet from Tekoa in Judah that the Lord commanded to commemorate Israel's depravity and wickedness. Many prophecies and warnings announced by Amos directly from the mouth of God. One of which is in chapter five verses four to six which contents about the warnings from God that cursed idolatry at Bethel and Gilgal.



"Come to me, and you will live. Do not go to Beersheba to worship. Do not try to find me at Bethel. Bethel will come to nothing. Do not go to Gilgal--her people are doomed to exile." Bethel and Gilgal were the center of pagan city in Israel, that's why God strictly forbade the Israelites to seek help from the idols. Why? Because all the idols in Gilgal and Bethel will eventually disappear, and their gods will not be able to help them from the wrath of the LORD. But otherwise, who seek the Lord shall live. Why? Because He is the main source of life on this earth, and He is the path that led to life.
Sometimes in life when we have great difficulty we do not seek God as a true helper in advance, but rather rely on our strength and others. For example, when we experience sickness, what comes most to our mind first? Medicines or Lord Jesus' help? It was not wrong to use medicines, but pray to God first, then after that we can consume medicines or go to the doctor. And even then we must keep on praying.

God and His word will always exist, because only God is our mainstay and the only road that leads to true, eternal, and full of happiness life. Jesus loves you!


I will walk to the life, through You O Lord, the true path
Stay away from You and rely on other things beside You, will lead me to the death.
So I will follow You as my true ’Path’ toward life.
And I will be leads to the eternal life by Your grace


Created date: Saturday, November 27th 2010

REFLECTION FROM MINOR PROPHETS PART 2 : JOEL


PART 2. YOEL

KASIH YANG MAHAKUASA


Yoel 3:17-21, ”Maka kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, adalah Allahmu, yang diam di Sion, gunung-Ku yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orang-orang luar tidak akan melintasinya lagi. Pada waktu itu akan terjadi, bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu, dan segala sungai Yehuda akan mengalirkan air; mata air akan terbit dari rumah TUHAN dan akan membasahi lembah Sitim. Mesir akan menjadi sunyi sepi, dan Edom akan menjadi padang gurun tandus, oleh sebab kekerasan terhadap keturunan Yehuda, oleh karena mereka telah menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tanahnya. Tetapi Yehuda tetap didiami untuk selama-lamanya dan Yerusalem turun-temurun. Aku akan membalas darah mereka yang belum Kubalas; TUHAN tetap diam di Sion."

Suatu saat seorang anak muda yang bernama Theodore McBride mencoba nekad mengendarai mobil ayahnya tanpa izin. Hal ini dia lakukan karena dia baru saja mendapatkan Surat Izin Mengemudi. Namun terjadi hal yang buruk karena mobil yang Ia kendarai tabrakan dan rusak berat. McBride berpikir bahwa inilah akhir hidupnya, ayahnya akan marah besar! Tapi setelah pulang, reaksi yang tidak diduga Ia dapatkan, ayahnya memeluk dirinya dengan kencang dan menangis. Disinilah McBride menyadari bahwa ayahnya sangat mengasihi dia, dan tidak mementingkan mobil yang rusak tersebut. Kasih ayahnya padanya sungguhlah besar.


Yehuda sudah menjadi umat yang mengecewakan Tuhan dengan parah sekali. Mereka mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa yang istri-istrinya mereka ambil untuk dinikahi, yaitu menyembah dewa-dewa dan patung-patung. Hal ini sungguh menyakiti hati Tuhan. Tuhanpun menghukum mereka dengan menyerahkan mereka ke dalam kekuasaan bangsa-bangsa lain seperti Babel, ataupun Mesir. Namun kasih Tuhan melebihi segala tindakan jahat manusia, karena Tuhan tetap mengasihi bangsa yang keras hatinya ini. Walaupun hukuman diberikan kepada mereka untuk sementara waktu, namun Tuhan Allah tetap menjanjikan kebebasan bangsa Yehuda, dan bahkan kesuburan pada hasil tanahnya. Bangsa-bangsa yang menjajah mereka akan diusir jauh-jauh dan tidak lagi berkuasa atas Yehuda. Bahkan Tuhan akan membalaskan kembali perbuatan keji bangsa-bangsa yang menindas Yehuda, dan pada akhirnya, Tuhan tetap akan menjadi Allah di tanah Yerusalem dan Allahnya bangsa Yehuda. Ini adalah janji yang Ia ucapkan sendiri lewat perantaraan nabi Yoel, dan janji ini Ia genapi.
Kasih yang Mahakuasa bukanlah sebuah kasih yang ringan dan sepele. Kasih Tuhan tidak bisa kita pahami, begitu dalam dan luar biasa bagi kita umat yang dikasihi-Nya. Seberapa beratnyapun dosa kita, Tuhan akan tetap ada untuk memberikan pengampunan selama kita dengan tulus meminta ampun kepada-Nya, dan jangan dengan sengaja melakukan dosa lagi. Carilah hadirat Tuhan selalu dan lakukan segala yang Ia mau kita lakukan. Dialah Bapa yang mengasihi kita seperti ayah McBride mengasihi anaknya, bahkan jauh lebih dalam kasih Tuhan kita dibanding kasih ayah di dunia ini. Datanglah pada-Nya, rasakan kasih-Nya, dan biarlah Ia memelukmu dengan kemesraan!

O God, Your love is too far to be understand by men. Thanks for that mighty love...


Created date: Saturday, November 20th 2010

.......................................................................

PART 2. JOEL

THE ALMIGHTY LOVE


Joel 3:17-21, "Then, Israel, you will know that I am the LORD your God. I live on Zion, my sacred hill. Jerusalem will be a sacred city; foreigners will never conquer it again. At that time the mountains will be covered with vineyards, and cattle will be found on every hill; there will be plenty of water for all of Judah. A stream will flow from the Temple of the LORD, and it will water Acacia Valley. "Egypt will become a desert, and Edom a ruined waste, because they attacked the land of Judah and killed its innocent people. I will avenge those who were killed; I will not spare the guilty. But Judah and Jerusalem will be inhabited forever, and I, the LORD, will live on Mount Zion."


One day a young man named Theodore McBride tried to drive his father's car without permission. He did this because he just get a driving license. But the bad thing happened because the car that he drove crashed and damaged so hard. McBride thinks that this is the end of his life, his father would be furious! But after coming home, he got an unexpected reaction. His father hugged him tightly and cried. This is where McBride noticed that his father loves him, and are not concerned with the damaged car. Her father's love is indeed big.
Judah had become a disappointing God's people so badly. They were following their wives to worship the idols. It really hurt God. Lord punished them by handing them to the other nations such as Babylon, or Egypt. But the love of God surpasses all human's evil actions, because God still loves this nation so hard. Although the punishment given to them, but the Lord God still promises freedom of the nation of Judah, and even fertility in the soil. The nations who invaded them will be expelled away and no longer rule over Judah. Even God will avenge back abominations of the nations that oppressed Judah, and in the end, God still will be a God in the land of Jerusalem and Judah. This is a promise that he himself pronounce through the prophet Joel, and he fulfilled this promise.

Love of the Almighty is not a love of light and trivial. God's love we can not understand, so deep and extraordinary for us whom he loved. No matter how serious our sins, God will still be there to provide forgiveness for we that sincerely ask for His forgiveness, and do not intentionally committing the sin again. Seek God's presence always and do all that He wants us to do. He is the Father who loves us like McBride's father that loves his son, even more than that. Come to Him, feel His love, and let He embrace you tightly!


O God, Your love is too far to be understand by men. Thanks for that mighty love ...



Created date: Saturday, November 20th

Jumat, 19 November 2010

REFLECTION FROM MINOR PROPHETS PART 1 : HOSEA


PART 1. HOSEA

TAAT WALAUPUN BERAT


Hosea 1:2-9, “...berfirmanlah Ia kepada Hosea: "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN." Maka pergilah ia dan mengawini Gomer binti Diblaim, lalu mengandunglah perempuan itu dan melahirkan baginya seorang anak laki-laki...”

Apa yang akan kita lakukan jika Tuhan memerintahkan kita untuk melakukan hal-hal yang berat yang bagi kita amat sulit untuk melakukannya? Mampukah kita taat? Hosea menunjukkan kesetiaan dan ketaatannya sebagai nabi Allah. Perintah Allah padanya cukup aneh dan sulit, yaitu untuk menikahi perempuan sundal. Ada banyak dampak buruk jika Ia melakukan ini, yaitu Ia akan dipandang jelek oleh orang-orang sekitarnya yang mengenalnya sebagai nabi, lalu ada kemungkinan dia akan dikhianati dan perempuan itu akan berselingkuh (dan terbukti, Gomer, perempuan itu, kembali pada kebiasaannya untuk bersundal). Namun Hosea tetap taat kepada Tuhan dan melakukan segala perintah-Nya sebagai lambang dari Israel yang bersundal hebat dengan menyembah berhala. Bahkan, Hosea rela memberi ketiga anaknya nama yang memilik arti jelek, karena itu juga perintah Tuhan. Namun sekali lagi, Ia tetap taat.
Terkadang kita menghadapi banyak pilihan sulit yang membuat kita harus memilih antara kehendak kita maupun kehendak Tuhan. Contoh sederhana adalah ketika kita akan memberi persembahan di gereja, dan uang yang ada di dompet kita adalah pecahan besar semua. Mampukah kita memberikan yang terbaik untuk pekerjaan Tuhan? Atau hanya memberi yang paling sedikit, bahkan tidak memberi sama sekali? Jika ada orang yang sangat butuh pertolongan kita, namun jika kita menolongnya kita akan mengalami kerugian, mampukah kita mengikuti kehendak Tuhan untuk memberikan bantuan? Tentu kita hanya membantu jika orang yang meminta pertolongan itu jujur dan tulus tanpa motivasi yang salah.
Percayalah bahwa apa yang Hosea alami tidak mudah, namun Ia tetap mampu untuk taat. Bagaimana dengan kita? Sebagai umat Tuhan yang setia kita pun harus senantiasa mengikuti kehendak Tuhan dalam hidup kita, dan melaksanakan segala perintah-Nya seberat apapun itu. Dan yakinlah, Tuhan tahu yang terbaik bagi kita selama kita taat, dan hasil dari ketaatan kita tidak akan pernah menjadi sia-sia. Tuhan memberkati!

Walaupun berat, aku mau taat.
Karena Engkau tahu yang terbaik untukku.
O Yesusku, aku bersyukur atas segala kebaikan-Mu di sepanjang waktuku
Hanya bagi-Mu segala kemuliaan, dan segala keagungan.
Amin


Created date: Friday, November 19th 2010

...................................................................................

PART 1. Hosea
OBEYING DIFFICULT COMMAND


Hosea 1:2-9, " When the LORD first spoke to Israel through Hosea, he said to Hosea, "Go and get married; your wife will be unfaithful, and your children will be just like her. In the same way my people have left me and become unfaithful." So Hosea married a woman named Gomer, the daughter of Diblaim. After the birth of their first child, a son, the LORD said to Hosea, "Name him 'Jezreel,' because it will not be long before I punish the king of Israel for the murders that his ancestor Jehu committed at Jezreel. I am going to put an end to Jehu's dynasty. And in Jezreel Valley I will at that time destroy Israel's military power." Gomer had a second child--this time it was a girl. The LORD said to Hosea, "Name her 'Unloved,' because I will no longer show love to the people of Israel or forgive them. But to the people of Judah I will show love. I, the LORD their God, will save them, but I will not do it by war--with swords or bows and arrows or with horses and horsemen." After Gomer had weaned her daughter, she became pregnant again and had another son. The LORD said to Hosea, "Name him 'Not-My-People,' because the people of Israel are not my people, and I am not their God."



What would we do if God commands us to do things that are very difficult for us to do? Can we obey? Hosea showed loyalty and obedience as a prophet of God. God gave him a quite strange and difficult command, which is to marry a harlot. There are many adverse effects if he did this, that he would be viewed badly by the people around him who knew him as a prophet, then there is the possibility he would be betrayed and the woman will be having an affair (and proven, Gomer, the woman, back to her bad habit). But Hosea remained obedient to God and do His commandments as a symbol of Israel's that commits idolatry. In fact, Hosea willing to give her three children a name that stands ugly, because it is God's command. But again, he remained obedient.
Sometimes we face many difficult choices that make us have to choose between our will and the will of God. A simple example is when we give offerings at church, can we give our LORD the best for His work in our church? Or just give the least, even not give at all? If there are people who really need our help, but if we help him we will suffer losses, Could we follow God's will to provide assistance? Of course we only help if the person requesting help is honest and sincere without wrong motivation.
What Hosea did was not easy, but he is still able to be obedient. What about us? As a faithful people of God we must always follow the will of God in our lives, and perform all His commandments no matter how hard it is. And rest assured, God knows best for us as long as we obey, and the results of our obedience will never be in vain. God bless!

Although it is hard, I want to obey.
Because you know the best for me.
O Jesus, I give thanks for all thy goodness throughout my time
Just for You all the glory, forever.
Amen.



Created date: Friday, November 19th 2010

Minggu, 07 November 2010

ROH KUDUS - Holy Spirit




RENUNGAN KELIMABELAS DARI KITAB FILEMON:

“ROH KUDUS” (No English Version)

FILEMON 1:3

“Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.”


Kiranya kasih dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan dari Tuhan kita Yesus Kristus menyertai kita sekalian! Namun ingatlah, bahwa ada satu Pribadi lagi yang telah menjadi Penolong bagi hidup kita. Kepadanya aku mau mengatakan:

Engkau tercurah bagiku... Engkau turun setelah Yesus naik ke sorga... Engkau menjamah diriku dan membuat hidupku menjadi baru... Engkau mengajarkan kepadaku bagaimana caranya memiliki hati yang tulus dan kasih yang tak pernah berakhir... Engkau menjadikanku baru dalam segala hal... Segala pikiranku yang jahat dan tak berkenan kepada Tuhan Engkau buang jauh-jauh... Engkau selalu mengingatkanku untuk berbalik ketika aku mulai tergoda oleh tawaran dunia... Engkau menjadi kunci pelepasanku dari dosa, sumber kesejahteraan bagiku, dan sumber pengharapanku... Imanku kuat di dalam-Mu, sebab memang Engkau ada di dalamku...

Inilah aku, tinggallah di dalam hatiku, dan jadikan Bait Kudus-Mu yang kudus bagi-Mu...
Bersihkanlah hatiku dari noda dan cacat dosa... Perbaharuilah pikiranku dengan pemahaman baru yang dari pada-Mu...
Berikanlah hati yang rela mengampuni dan bersabar...
Berikanlah padaku kemampuan untuk berkata-kata manis dan penuh kasih...
Engkaulah Penolong sejatiku, yang selalu mengangkatku dari kejatuhanku...
Engkau senantiasa membantuku berkata-kata dalam doaku ketika aku tidak sanggup memperkatakan apa-apa dan hanya bisa menangis, namun Engkau berdoa kepada Tuhan dengan keluhan yang tak terucap...
Engkau memberikanku karunia-karunia untuk ku pakai dan kembangkan...
Dengan Engkau di dalamku, tumbuhlah sembilan buah Roh yang dapat menuntunku dalam menjalani hidup yang penuh berkat dan dampak positif bagi orang-orang di sekitarku...

Kasih... Sukacita... Damai Sejahtera... Keasabaran... Kemurahan... Kebaikan... Kesetiaan.
Kelemahlembutan... Penguasaan Diri...
Biarlah semua itu ada dalam diriku, dan selalu kupraktekkan dalam keseharianku...
Bersama-Mu, aku pasti bisa, bersama-Mu, aku pasti bisa memiliki kehidupan yang berkelimpahan...

Terima kasih... Terima kasih setulus-tulusnya, O Tuhanku...
Ya Roh Kudus...
Amin...





Dibuat Tanggal: 7 November 2010

BERTINDAK BIJAK - Acting Wise



RENUNGAN KEEMPATBELAS DARI KITAB KOLOSE:

“BERTINDAK BIJAK”


KOLOSE 4:5-6

“Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.”


Cobalah renungkan kehidupan Anda selama ini, berapa kali kita melakukan kesalahan bicara, dan kurang berhati-hati dalam memilih kata-kata? Berapa kali kata-kata yang kita ucapkan membuat orang lain marah dan akhirnya terjadi permusuhan diantara kita dengan orang tersebut? Entah apakah orang yang kita sakiti itu teman kita, saudara kita, atasan kita, guru atau dosen kita, atau bahkan orangtua kita. Mungkin setelah kejadian tersebut rasanya kita baru menyadari bahwa apa yang kita perkatakan itu salah, dan rasanya mau meminta maaf, tapi sulit sekali? Atau bahkan malah kita merasa orang itu yang berlebihan sehingga kita berharap dia yang datang meminta maaf?
Cobalah renungkan kehidupan Anda selama ini, berapa kali kita melakukan kesalahan tindakan, dan kurang bijaksana dalam melakukan suatu hal? Berapa kali kita bermaksud melakukan suatu tindakan yang menjadi kewajiban kita, namun malah dianggap salah dan ditegur oleh orang yang otoritasnya diatas kita? Atau bahkan yang lebih menyakitkan, kita ingin melakukan suatu hal untuk menyenangkan hati seseorang, namun malah tindakan yang kita lakukan membuat jengkel orang tersebut dan akhirnya segala usaha yang kita lakukan tidak ada harganya dan disepelekan oleh orang itu, bahkan kita dicaci maki olehnya?
Terkadang hal-hal tersebut diatas jika kita alami akan membuat luka yang pedih di hati kita, namun terima atau tidak, sesungguhnya kesalahan ada di pihak kita, karena kita suka tidak bijaksana dalam bertindak, dan sembarangan dalam berkata-kata. Ayat diatas mengajak kita untuk bisa lebih berhikmat lagi bertindak terhadap orang lain. Bagaimana caranya untuk bertindak benar? Jelas dikatakan bahwa kita harus memiliki kasih, itu yang utama. Dengan perkataan yang lemah lembut, kita dapat memenangkan hati sekasar apapun. Walaupun kita berbuat salah dan membuat seseorang marah, segeralah meminta maaf dengan nada yang lembut, ini akan menenangkan hati yang panas. Jadi, tunjukkanlah kasih!
Selain itu, permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan (Ams 1:7). Demikian kata firman-Nya. Jadi, milikilah terus kehidupan yang takut akan Tuhan, dan mintalah hikmat dari-Nya. Percayalah, Roh Kudus akan membantu kita untuk memiliki kehidupan yang bijaksana, baik dalam perkataan, tindakan, maupun sifat dan kelakuan. Mintalah bimbingan Roh Kudus sebagai Guru Agung kita untuk cerdas dan penuh hikmat dalam bertindak, sehingga siapapun orang yang ada di sekitar kita akan terberkati dengan kehadiran kita. Tuhan Yesus berkati, Haleluya!

Kadang aku berpikir, mengapa aku begitu ceroboh dalam bertindak?
Baru kuketahui, aku kurang membina hubungan intim dengan Tuhan.
Kadang aku berpikir, mengapa kata-kataku sering menyakiti orang lain?
Baru kuketahui, firman-Mu sering kuacuhkan.
Bagaimana Tuhan? Aku harus apa?
“Datanglah pada-Ku, dan bertindaklah dengan kasih.”
Itu jawaban-Nya, dan aku bersyukur karenanya...

Dibuat tanggal: 7 November 2010

.....................................................................


FOURTEENTH REFLECTION FROM THE BOOK OF COLOSSIANS:

"ACTING WISE"

Colossians 4:5-6

"Walk in wisdom toward them that are without, redeeming the time. Let your speech be alway with grace, seasoned with salt, that ye may know how ye ought to answer every man."



Try to think about your life so far, how many times we made mistakes in our speaks, and less careful in choosing the words? How many times the words we said make other people angry and often ended up with hostilities between us with these people? Whether it is the people we hurt were our friends, our relatives, our bosses, our teachers or lectures, or even our parents. Maybe after this incident happened, we just realized that what we have done is wrong, and we wanted to apologize, but it felt so difficult? Or maybe we felt that the person was too excessive, so we hope he comes to apologize?

Try to think about your life so far, how many times we made mistakes in actions, and less wise in doing a thing? How many times do we intend to perform an act that becomes our duty, but instead is considered wrong and rebuked by people whose authority over us? Or even more painful, we want to do something to please someone, but instead the actions that we done is annoy him and eventually all the work we done is worthless and neglected by that person?

Sometimes if we are experiencing the things mentioned above it will make a painful wound in our hearts, but just realize that we are the one who made mistakes, because we done everything unwisely, and indiscriminate in words. The words of God above invites us to be more wise in act against another person. How to act properly? Clearly it is said that we must have love, it is primary. With gentle words, we can win any crude heart. When we done something wrong and made someone angry, immediately apologized with a soft tone, this will calm his heart of heat. So, show love!

The beginning of wisdom is fear of the Lord (Proverbs 1:7). So, have a life that are fear of God, and ask for wisdom from Him. Believe me, the Holy Spirit will help us to have a life of wisdom, both in words, actions, and behavior. Ask for the guidance of the Holy Spirit as our Grand Master for a full wisdom in act, so anyone who is around us will be blessed with our presence. Bless the Lord Jesus, Hallelujah!


Created date: 7 November 2010

KUDA YANG SOMBONG - Prideful horse



RENUNGAN KETIGABELAS DARI KITAB KOLOSE:

“KUDA YANG SOMBONG”

KOLOSE 3:5-10

“Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka]. Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.”


Bree adalah seekor kuda yang bisa berbicara. Kuda ini dikisahkan dalam salah satu novel Narnia karya C.S. Lewis, yaitu The Horse and His Boy. Bree adalah kuda yang sombong yang tinggal di daerah Archenland, jauh dari negeri asalnya Narnia. Kesombongannya demikian tinggi sehingga ia merasa selalu mengetahui segala sesuatu. Pada kenyataannya dia adalah kuda yang pengecut, dan berani menyangkal wujud Aslan yang adalah seekor singa. Ia tidak pernah percaya bahwa Aslan adalah singa, dan dia membenci singa. Suatu saat Aslan menunjukkan wujud aslinya kepadanya dan membuat Bree sangat shock. Pertemuannya dengan Aslan membuat sifat angkuhnya berangsur-angsur menghilang. Ia sadar bahwa sebenarnya ia terlalu sombong, dan akhirnya ia memperbaiki kelakuannya. Bree pun menjadi ‘Kuda Baru’ yang jauh lebih baik dalam tingkah laku maupun sifatnya.
Tuhan menghendaki agar kita meninggalkan kehidupan lama kita yang penuh dosa dan cela di hadapan-Nya. Tuhan mau agar kita menjadi ‘Manusia Baru’ yang benar dan baik tingkah lakunya, tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri, melainkan turut dalam jalan Tuhan saja. Bree yang bertemu Aslan yang adalah pencipta Narnia secara drastis berubah kelakuannya, demikian juga seharusnya kita, yang setelah bertemu Kristus harusnya mengubah kelakuan dan pola pikir kita yang lama yang penuh dengan dosa dengan pikiran yang baru yang indah dan berkenan kepada-Nya! Mungkin kita merasa sulit melakukannya, tapi ingatlah bahwa ada Roh Kudus yang akan menjadi Penolong kita dalam menghadapi tiap hal yang sulit.
Jangan menjauh dari komunitas Gereja Tuhan, jangan berhenti membaca firman-Nya, dan jangan berhenti berdoa dan memuji nama-Nya! Karena berada bersama saudara seiman, rajin membaca firman-Nya, dan senantiasa berdoa, berharap, dan memuji nama Tuhan dapat terus menjaga iman kita kuat di dalam-Nya. Tuhan Yesus selalu ada untuk kita, asalkan kitapun membuka diri di hadapan-Nya, dan menyerahkan diri kita untuk sepenuhnya diubah lewat bimbingan Roh Kudus! Bersiaplah untuk mematikan kedagingan kita, dan jadilah ‘Kuda yang Bijak’, bukan ‘Kuda yang Sombong’. Tuhan Yesus memberkati kita semua, amin!


Rahel tak tahan menanggung malu,
Kulupakan masa laluku!
Ada Esau datang berburu,
Aku mau menjadi manusia baru!
Tidak putus Daud berseru,
Ya Roh Kudus, ubahlah aku!


Dibuat tanggal: 7 November 2010

........................................................................

THIRTEENTH REFLECTION FROM THE BOOK OF COLOSSIANS:

"THE PRIDEFUL HORSE"

Colossians 3:5-10

"Mortify therefore your members which are upon the earth; fornication, uncleanness, inordinate affection, evil concupiscence, and covetousness, which is idolatry: For which things' sake the wrath of God cometh on the children of disobedience: In the which ye also walked some time, when ye lived in them. But now ye also put off all these; anger, wrath, malice, blasphemy, filthy communication out of your mouth. Lie not one to another, seeing that ye have put off the old man with his deeds; And have put on the new man, which is renewed in knowledge after the image of him that created him"


Bree is a horse that could talk. This horse is narrated in one of the Narnia novels by C.S. Lewis, The Horse and His Boy. Bree is a proud horse that lived in the area of Archenland, far from his native land of Narnia. He has a high arrogance that he felt always know everything. In fact he is a coward horse, and dare to deny the lion form of Aslan. He never believed that Aslan is a lion, and he hates lions. One moment Aslan showed him his original form and make Bree shocked. His meeting with Aslan make his pride gradually disappear. He realized that in fact he was too arrogant, and eventually he improved his behavior. Bree was a 'New Horse' that much better in the behavior and character.




God wants us to leave our old life of sin and blemish before Him. God wants us to be a 'New Man' who has right and good behavior, not deviate to the right and left, but just straight in the way of the Lord alone. Bree, who met Aslan who is the creator of Narnia drastically change his behavior, so should we, who after meeting Christ ought to change our behavior and old mindset that was full of sins with the new thoughts that are beautiful and pleasing to Him! Perhaps we find it hard to do, but remember that there is a Holy Spirit who will be our Helper to face every thing that is difficult for us.

Do not stay away from the community of the Church of God, do not stop reading his words, and do not cease to pray and praise His name! Because those things can help us to continue to keep our faith strong in him. Lord Jesus is always there for us, waiting us to open ourselves before Him, and surrender ourselves to fully modified through the guidance of the Holy Spirit! Be prepared to turn out from what our flesh wanted, and be the 'Wise Horse', not 'an Arrogant and Prideful Horse'. God bless' us all, amen!


Created date: 7 November 2010